SEOUL, MeRI.CO.ID – AMERIKA Serikat dan Korea Selatan memulai latihan udara gabungan skala besar pada Senin (17/4/2023). Latihan itu melibatkan lebih dari 100 pesawat tempur.
Kantor berita Yonhap melaporkan, latihan militer bertajuk Korea Flying Training (KFT) itu akan berlangsung di Pangkalan Udara Gwangju, Korsel, selama lebih dari satu minggu. Menurut Angkatan Udara Korea Selatan, ada 110 jet tempur yang dikerahkan dalam kegiatan itu. Perinciannya, 60 pesawat tempur milik Korsel, sedangkan sisanya dari AS.
Selain itu, lebih dari 1.400 tentara juga dilibatkan dalam latihan tersebut. Sementara Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan kepada Yonhap bahwa AS, Korsel, dan Jepang juga mengadakan latihan pertahanan rudal di perairan internasional di Laut Jepang.
Angkatan Udara Korsel dan AS sebelumnya juga menggelar latihan bersama yang melibatkan pembom strategis B-52H berkemampuan nuklir. Latihan itu menyusul peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) oleh Korea Utara, beberapa waktu lalu.
Rudal itu diluncurkan menuju Laut Jepang, terbang sekitar 1.000 km dan mendarat di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang pada Kamis (13/4/2023). Peluncuran tersebut mendorong otoritas Jepang untuk mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di pulau paling utara Jepang, Hokkaido.
Insiden itu dilaporkan juga menyebabkan penangguhan sementara kereta api berkecepatan tinggi dan transportasi jalan di utara negeri sakura.
Uji coba rudal ICBM pada Kamis lalu menjadi peluncuran rudal Korea Utara yang kesembilan tahun ini. Pada 2022, Pyongyang meluncurkan 37 rudal balistik. (*/red)