LAMONGAN, MeRI.CO.ID – PERAIRAN Utara Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan kembali menelan korban jiwa. Kali ini korbannya dua nelayan yang tenggelam lantaran terlilit jaring saat melaut.
Satu nelayan atas nama Legani (59) ditemukan selamat, sementara seorang nelayan lainnya yang bernama Maksum Jaelani (26) dikabarkan tenggelam serta masih dalam pencarian. Keduanya sama-sama berasal dari Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Lamongan.
Sekretaris DPC HNSI Lamongan, Ma’mun Murod mengatakan kecelakaan laut ini terjadi pada Jumat (19/5/2023) kemarin. Dua nelayan itu, kata Murod, berangkat bersama menaiki satu kapal untuk mencari ikan pada pukul 07.00 WIB, Kamis (18/5/2023).
“Iya, Bapak Legani berposisi sebagai nakhoda dan Bapak Maksum Jaelani sebagai ABK (anak buah kapal). Keduanya melaut di area penangkapan ikan, sekitar perairan Lamongan, tepatnya di sisi utara Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong atau kurang lebih 7 mil dari bibir pantai,” ujar Murod, Sabtu (20/5/2023).
Setibanya di lokasi penangkapan ikan, sambung Murod, kedua nelayan itu menabur jaringnya. Akan tetapi, sekira pukul 07.30 WIB, nahasnya korban Maksum Jaelani (ABK) terbelit oleh tali jaring hingga terpental dari kapal dan tercebur ke laut.
Melihat kondisi ABK-nya tercebur, sang nakhoda Legani pun mencoba untuk mematikan mesin kapalnya. Sayangnya, sang nakhoda justru ikut terbelit tali jaring dan sama-sama tercebur ke laut.
Sejenak kemudian, muncul kapal nelayan lain yang melintas di sekitar lokasi dan melihat kejadian itu. Mereka lalu langsung merapatkan kapalnya ke kapal yang dinahkodai Legani dan berupaya menolong kedua nelayan bernasib malang tersebut.
“Bapak Legani yang tercebur ke laut bisa diselamatkan karena dia bisa berenang, namun Bapak Maksum yang tidak bisa berenang sempat dikasih jeriken tetapi nahas dia langsung tenggelam ke dasar laut dan hilang,” beber Murod.
Setelah upayanya tak menuai hasil, mereka memutuskan untuk membawa sang nakhoda yang kondisinya sudah lemas itu pulang. Para nelayan yang menjadi saksi saat kejadian pun langsung melaporkan kejadian ini kepada Bayu, Ketua Rukun Nelayan setempat.
Laporan itu diteruskan kepada Ketua DPC HNSI Lamongan, H. Sukri dan Kasat Pol Airud AKP Erni Sugihastuti. Seketika itu juga, mereka bergegas untuk mencari korban Maksum bersama-sama.
“Hari pertama tidak ditemukan, pada hari kedua ini kami juga menyisir kembali laut sekitar tempat kejadian laka laut, hingga ke wilayah laut perbatasan Kabupaten Tuban, tetapi hasilnya masih nihil,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kasat Pol Airud AKP Erni Sugihastuti mengungkapkan bahwa pihaknya terus memaksimalkan pencarian korban nelayan yang tenggelam dan hilang akibat laka laut tersebut.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat nelayan, khususnya nelayan Lamongan agar turut serta membantu dalam melakukan penyisiran korban laka laut tersebut. Dengan demikian, korban bisa cepat diketemukan.
“Kami harap para nelayan, baik nelayan Lamongan maupun nelayan dari daerah lain yang sedang beraktifitas di tengah laut menemukan jasad korban, bisa segera menghubungi kami, agar bisa kami lakukan tindakan,” imbaunya.
“Juga kami sampaikan kepada masyarakat nelayan pantura, agar sayogyanya tetap berhati-hati dalam menjalankan tugas mulia untuk menafkahi keluarganya. Jangan lupa membawa bekal fasilitas keselamatan, berupa jaket safety dan peralatan lainnya saat melaut,” tambahnya. (*/red)