Pasuruan, meri.co.id – Moment Hari Santri 2025 yang digelar di halaman kantor Bupati Pasuruan menjadi sejarah tersendiri, bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus (disabilitas) dengan diberikan bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui wakil bupati Shobih Asrori, Rabu (22/10).

 

Bentuk bantuan atau kepedulian ini yang diberikan berupa kaki palsu sebanyak 13 buah, yang langsung diserahkan oleh Gus Shobih sapaan akrab wakil bupati Pasuruan setelah upacara Hari Santri.

 

Gus Shobih menyampaikan penyerahan bantuan kaki palsu diharapkan mampu meningkatkan mobilitas, kemandirian dan kualitas hidup para penyandang disabilitas, Sehingga dapat lebih produktif dalam beraktifitas di masyarakat.

 

“Bantuan ini tidak seberapa namun cukup bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus, nantinya bisa beraktivitas seperti masyarakat lainnya,” kata Gus Shobih.

 

Fitriyah, satu diantara penerima bantuan menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan, dirinya hadir bersama rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas, ia merasa sangat bersyukur atas pemberian kaki palsu dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

 

“Alhamdulillah saya senang sekali sudah diberikan kaki palsu, akan saya pakai untuk kaki sebelah kiri yang diamputasi karena kecelakaan tahun 2021 lalu. Terimakasih banyak perhatiannya, Pemkab Pasuruan,” ujarnya.

 

Sebelumnya, pada saat memimpin upacara peringatan Hari Santri di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Gus Shobih menyampaikan amanat Menteri Agama Republik Indonesia (RI), Nasaruddin Umar. Fokusnya lebih kepada seruan kepada seluruh santri agar menjadikan peringatan Hari Santri tahun ini sebagai momentum kebangkitan santri. Lengkap dengan segala dinamikanya di era disrupsi. Tidak hanya menguasai kitab kuning saja, melainkan juga harus menguasai teknologi, sains dan bahasa dunia.

 

“Kepada seluruh santri, saya berpesan, jadilah santri yang berilmu, berakhlak dan berdaya. Rawatlah tradisi Pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, dunia kerja maupun ranah internasional. Tunjukkan, santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton. Barangsiapa yang menanam ilmu, maka ia menanam masa depan,” pintanya.

 

Lebih lanjut, Wabup Gus Shobih menyerukan bahwa santri tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman. Sebaliknya, harus hadir sebagai pelaku sejarah baru, menjadi pembawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai dan adil.

 

“Maka tanamlah ilmu dengan sungguh-sungguh, jaga akhlak, hormati guru, kiai dan cintai tanah air. Karena dari tangan para santrilah, masa depan Indonesia akan ditulis. Marilah kita terus berjuang bersama untuk mengawal Indonesia menuju peradaban dunia yang damai dan berkeadaban,” tandasnya. (*/red)