Ketua Pemuda Tani Jatim Studi Banding ke Malaysia, Pelajari Rahasia Sukses Durian Premium Dunia
Pasuruan, meri.co.id – Ketua DPD Pemuda Tani Jawa Timur, Ghufron Ahmad Yani, melakukan studi banding selama enam hari ke Malaysia untuk mempelajari pengembangan perkebunan durian modern dari hulu hingga hilir.
Dalam kunjungan yang berlangsung penuh agenda padat tersebut, Gus Yani—sapaan akrabnya—menjelajahi sejumlah lokasi penting, mulai dari perkebunan The Kebun Tengkek Kuala Pilah, Fresco Green SDN. BHD Raub Pahang, hingga berbagai perkebunan durian unggulan di kawasan Pahang.
Kegiatan ini tidak hanya fokus pada aspek budidaya (on farm), tetapi juga menelusuri industri pengolahan, strategi pemasaran, hingga sistem bisnis durian modern yang telah berkembang pesat di negeri jiran tersebut.
Gus Yani tidak sendirian. Ia didampingi oleh H. Sholahuddin Perdana, praktisi sekaligus owner De King Durian Perkasa Lamongan, salah satu perkebunan durian modern terbesar di Jawa Timur. Keduanya melakukan diskusi dan observasi dengan berbagai pihak, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pelaku bisnis durian Malaysia.
“Durian ini adalah buah dengan nilai ekonomi tinggi dan pasar yang terbuka lebar. Pemuda harus melihat ini sebagai prospek masa depan yang cerah,” ujar Gus Yani saat ditemui di sela kunjungan.
Menurutnya, Malaysia menjadi contoh nyata bagaimana durian bisa menjadi komoditas bernilai tinggi.
“Saya melihat sendiri, durian premium seperti Musang King, Duri Hitam (Black Thorn), Ochee, Tupai King, hingga Musang Queen (TK) memiliki perputaran uang luar biasa. Satu pohon berusia enam tahun bisa menghasilkan belasan hingga puluhan ribu ringgit. Ini bukti bahwa durian adalah komoditas yang menjanjikan,” jelasnya.
Namun, Gus Yani optimistis bahwa Indonesia memiliki potensi yang tak kalah besar.
“Kita ini negeri dengan anugerah luar biasa. Semua jenis durian premium bisa tumbuh di Indonesia—dari Musang King, Duri Hitam, Monthong, hingga Bawor. Ini peluang emas bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian modern,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan keberhasilan H. Sholahuddin Perdana dalam mengelola De King Durian Perkasa Lamongan, yang telah menghasilkan omzet miliaran rupiah dalam sekali panen.
“Contoh sudah ada. Ini bukti bahwa pertanian bukan sektor kuno, tapi masa depan yang cerah kalau dijalankan dengan ilmu dan manajemen modern. Ini semangat agropreneur yang harus kita tularkan ke anak muda,” tutupnya.
Melalui kunjungan ini, Pemuda Tani Jawa Timur berkomitmen untuk mendorong gerakan petani muda inovatif dan berorientasi pasar global, khususnya dalam pengembangan durian premium sebagai komoditas unggulan yang mampu mengangkat ekonomi daerah sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar durian dunia.(*/red)